MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN
“Peranan sekolah dalam sosialisasi (transmisi
kebudayaan)”
Disusun Oleh:
M. baihaqi
Dosen
Pembimbing : Abd. Wahab MEI
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warohmatullohi wabarokaatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
ALLAH SWT.yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.Amiin…
Sehingga makalah yang bertema “Peranan sekolah dalam sosialisasi (transmisi
pendidikan)” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Semoga
makalah ini membawa manfaat kepada kita dan kami berharap adanya kritik dan
saran guna penyempurnaan pembuatan makalah pada kesempatan yang lain.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh
Surabaya,
13 Mei 2013
Penyusun
Daftar
isi
BAB
I : Pendahuluan
- Latar belakang…………………………………………………………………….. 2
- Rumusan masalah…………………………………………………..……………… 2
- Tujuan……………………………………………………………………………… 2
BAB
II : Pembahasan
- Peranan sekolah dalam sosialisasi kebudayaan…………………………………… 3
- Peranan sekolah dalam hal kebudayaan………………………………………….. 4
- Transmisi kebudayaan…………………………………………………………… 5
BAB
III : Penutup
- Kesimpulan………………………………………………………………………… 7
- Saran ……………………………………………………………………………… 7
Daftar
pustaka
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Manusia
adalah mahluk sosial. Ia hidup dalam hubungannya dengan orang lain dan hidupnya
bergantung pada orang lain. Karena itu manusia tak mungkin layak di luar
masyarakat. Masyarakat sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia yang
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam setiap kelompoknya. Untuk
mempelajari kebudayaan suatu masyarakat, kita harus minta bantuan ahli
antropologi seperti kita meminta bantuan ahli sosiologi dalam menganalisis
masyarakat.[1]
Sekolah
merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, seperti
yang sudah dikemukakan bahwa kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi. Semakin maju masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk melalui proses pembangunan masyarakat
itu. Untuk itu peran penting dalam sosialisasi kebudayaan di sekolah sangat
dibutuhkan agar dapat digunakan peserta didik secara optimal dalam beradaptasi
di masyarakat umum.
Sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu mulai menerima dan
menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku,
bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, mulai dari lingkungan keluarga
sampai pada masyarakat luas. Proses sosialisasi yang dialami oleh individu
mampu membentuk kepribadian diri individu tersebut. Dengan kata lain, sosialisasi merupakan salah
satu proses dalam pembentukan kepribadian.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana peranan sekolah dalam sosialisasi kebudayaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan sekolah dalam sosialisasi kebudayaan.
BAB II
Pembahasan
A. Peranan sekolah dalam sosialisasi
Kebudayaan
Sekolah memegang peranan penting dalan proses
sosialisasi anak, walaupun sekolah hanya salah satu lembaga yang bartanggung
jawab atas pendidikan anak. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu
lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarganya.
Sekolah merupakan lembaga tempat anak terutama
diberikan pendidikan intelaktual, yakni mempersiapkan untuk sekolah yang lebih
lanjut. Oleh sebab itu tugas itu cukup penting dan berat, maka perhatian
sekolah sebagian besar ditunjukan kepada aspek intelektual itu. Aspek lain
seperti pendidikan moral melalui pendidikan agama dan moral pancasila juga
diperhatikan namun dapat kita katakana bahwa pendidikan social masih belum
mendapat tempat yang menonjol. Kesempatan-kesempatan untuk kerja sama dalam
pelajaran dan kegiatan kurikulum maupun kegiatan ekstra-kulikuler lainnya perlu
dimanfaatkan.
Sementara
dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui
kurikulum, antara lain yaitu sebagai berikut:
a.
Anak
didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan
antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
b. Anak didik belajar mentaati
peraturan-peraturan sekolah.
c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.[2]
Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
, dan diharapkan anak yang telah menyelesaikan sekolahnya dapat melakukan
sesuatu pekerjaan atau paling tidak sebagai dasar dalam mencari pekerjaan. Selanjutnya Sekolah juga bermuara pada tujuan utama pendidikan
nasional, yaitu:
1.
mencerdaskan
kehidupan bangsa
2.
mengembangkan
manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Meskipun
sekolah merupakan gejala universal yang dapat mempengaruhi hasil pendidikan
anak, tidak berarti sekolah dibiarkan tumbuh begitu saja. Dari waktu ke waktu,
sekolah menhadapi berbagai perubahan dalam lingkungan eksternal. Oleh karena
itu, sekolah memerlukan pengelolaan yang baik agar menjadi bermutu. Jika
sekolah bermutu baik maka hasil pendidikan/belajar anak (siswa) akan baik pula
sesuai dengan fungsinya.
Adapun fungsi sekolah sebagai lembaga
pendidikan antara lain:
1. Sekolah memberikan
ketrampilan dasar.
2. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
3. Sekolah menyediakan
tenaga pembangunan.
4. Sekolah membentuk
manusia sosial.[3]
B. Peranan sekolah dalam hal kebudayaan
1. Sekolah sebagai pewaris kebudayaan
Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan karya manusia berupa
norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan
dimiliki semua anggota masyarakat tertentu dan dijunjung tinggi. Hasil cipta,
karsa dan karya manusia yang memiliki nilai dan dijunjung tinggi tidak dengan
sendirinya dimiliki oleh anak didik tanpa diajarkan (transmisikan) kepada anak
atau dipelajarioleh anak tersebut.
2. Sekolah sebagai nilai-nilai budaya
Pembentukan dan pewarisan kebudayaan
dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan suatu proses transformasi.
Dalam proses transformasi itulah pendidikan berfungsi. Jadi proses pendidikan
adalah proses transformasi kebudayaan. Salah satu fungsi yang mendasar dari
pendidikan adalah untuk pengembangan kebudayaan.
Fortes sebagaimana dikutip oleh HAR
Tilaar (1999:54) mengemukakan tiga variabel utama dalam transformasi
kebudayaan, yaitu :
1) Unsur-unsur yang ditransformasikan,
2) Proses tranformasi, dan
3) Cara transformasi.
Unsur-unsur
transformasi kebudayaan adalah nilai-nilai budaya, adat-istiadat
masyarakat, pandangan mengenai hidup serta berbagai konsep hidup lainnya yang
ada di dalam masyarakat, berbagai kebiasaan sosial yang digunakan dalam
interaksi atau pergaulan para anggota masyarakat tersebut, berbagai sikap dan
peranan yang diperlukan di dalam dunia pergaulan dan akhirnya pelbagai
tingkah-laku lainnya termasuk proses fisiologi, reflex dan gerak atau
reaksi-reaksi tertentu dan penyesuaian fisik termasuk gizi dan tata makanan untuk
dapat bertahan hidup.[4]
3. Sekolah sebagai pembaru Kebudayaan
Selain peranan sekolah sebagai pemelihara dan
pewaris nilai-nilaibudaya, juga sebagai pembaru (inovatif). Budaya yang sudah
tidak sesuaidengan keinginan atau kehendak masyarakat dihilangkan, sedangkan
yang sesuai dengan kehendak
masyarakat dijaga dan dikembangkan, sehinggatimbul budaya-budaya baru di
kemudian hari.
Peran sekolah adalah sebagai pewaris, pemelihara, dan pembaharu kebudayaan
sekolah hendaknya dapat dijadikan sebagai:
1.
Sentrum budaya untuk mengoperkan nilai dan
benda budaya sendiri agar budaya nasional tidak hilang ditelan masa,
2.
Arena untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan
modern, teknik dan pengalaman, dan
3.
Bengkel latihan untuk mempraktikkan hak asasi
manusia selaku warga negara yang bebas ditengah iklim demokrasi. Sekolah
memiliki tugas mewariskan, memelihara, dan mengembangkan budaya yang tercermin
dalam kurikulum.[5]
C. Transmisi Kebudayaan
Dalam
transmisi kebudayaan masyarakat kepada anak menurut Vembriarto (1990) dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Transmisi
pengetahuan & keterampilan
2.
Transmisi
sikap, nilai-nilai dan norma-norma. Transmisi pengetahuan ini mencakup
pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial
serta penemuan-penemuan teknologi.
Dalam masyarakat industri yang kompleks,
fungsi transmisi pengetahuan tersebut sangat penting sehingga proses belajar di
sekolah memakan waktu lebih lama, membutuhkan guru-guru dan lembaga yang
khusus. Dalam arti sempit transmisi pengetahuan dan keterampilan itu berbentuk
vocational training. Di masyarakat Jawa, ayah mengajarkan kepada anaknya cara
mempergunakan cangkul serta peralatan pertanian lain secara intensif sampai
sang anak memahami teknik-teknik tertentu membudidayakan tanaman pangan yang
sudah ratusan tahun dikembangkan oleh nenek moyang pendahulunya. Sementara di
sekolah teknik, anak belajar bagaimana caranya memperbaiki mobil. Dalam
kategori transmisi pengetahuan dan keterampilan fungsi dari sekolah modern
tidak berbeda jauh dengan penerapan pendidikan tradisional yang dilakukan oleh
bermacam-macam sukubangsa semenjak ratusan tahun silam. Hanya saja sekolah
memiliki perangkat penataan serta organisasi sumber daya yang lebih sistematis
dan terpadu dalam penyelenggaraan pendidikannya. Namun tak dapat dipungkiri
output pendidikan juga menjamin kualitas yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat. Anak masyarakat Jawa belajar menjadi petani yang baik sesuai dengan
tuntutan masyarakatnya sementara di era modern ini sekolah dapat menghasilkan
ratusan tenaga terampil sesuai dengan spesifikasi keahliannya.
Dari segi
transmisi sikap, nilai-nilai dan norma-norma masing-masing lembaga dalam
konteks karakter sosiokultural juga tidak bisa dipungkiri peran dan fungsinya.
Pemuda-pemuda dari masyarakat Jawa yang masih tradisional harus mengikuti
dengan cermat model-model penggemblengan spiritual di kala mereka akan
menginjak dewasa melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti padepokan, pondok
pesantren dan sejenisnya yang tumbuh subur dalam perjalanan kebudayaan
masyarakat setempat. Wujud keberadaan lembaga tersebut merupakan bukti tentang
kiprah peranan lembaga pendidikan dalam mengupayakan terjaminnya transformasi
nilai-nilai dan norma yang senantiasa dijunjung tinggi. Sementara itu, dalam
masyarakat modern di sekolah, anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga sikap, nilai-nilai dan norma-norma. Sebagian besar
sikap dan nilai-nilai itu dipelajari secara informal melalui situasi formal di
kelas dan di sekolah.[6]
BAB II
Penutup
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa:
Sekolah
merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, seperti
yang sudah dikemukakan bahwa kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi akan tetapi sekolah juga memiliki peranan-peranan.
Sekolah memegang peranan penting dalan proses
sosialisasi anak, walaupun sekolah hanya salah satu lembaga yang bartanggung
jawab atas pendidikan anak. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu
lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarganya.
Pembentukan dan pewarisan kebudayaan
dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan suatu proses transformasi.
Dalam proses transformasi itulah pendidikan berfungsi. Jadi proses pendidikan
adalah proses transformasi kebudayaan. Salah satu fungsi yang mendasar dari
pendidikan adalah untuk pengembangan kebudayaan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar
Pustaka
Buku:
Nasution, S,
Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
Tabrani Rusyan, dkk.
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remadja Karya, 1989)
Wuradji, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud,
1988)
Kartono, K.. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan
Pendidikan Nasional, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1977)
Senin,
13/05/2013.http://akhirman.blogspot.com/2009/10/makalah-peranan-sekolah-dalam.html
Internet:
Minggu, 5/11/2013.
http://kresna25wibawa.blogspot.com/2013/01/sekolah.html
[1]
S. Nasution, Sosiologi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 60
[2]
Nasution. S. Sosiologi
Pendidikan, 130-131
[3] Tabrani Rusyan, dkk.
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remadja Karya, 1989)
58
[4]
Wuradji, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud,
1988), 109
[5] Kartono, K.. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan
Pendidikan Nasional, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1977), 86
[6]
Senin,
13/05/2013.http://akhirman.blogspot.com/2009/10/makalah-peranan-sekolah-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar