TUGAS MAKALAH
SEJARAH PENDIDIKAN
ISLAM
Pendidikan Islam pada
masa Bani Umaiyah
Oleh :
M.BAIHAQI (20101550016)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2010/2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Telah dipahami bahwa masa pemerintahan Khalifah ke empat Ali bin Abi Thalib
terjadi perseteruan dengan Muawiyah bin Abi sofyan mantan
gubernur syam telah dipecat oleh Ali. Pada akhirnya Ali
bin Abi Thalib syahid di tangan seorang khawarij ibnu Muljam dan kekhilafahan
sesuai dengan kesepakatan Ummat Islam jabatan kekhalifahan diserahkan kepada putra pertamanya al-hasan. Muawiyah
tetap berusaha menjadi khalifah sesudah Ali bin Abi Thalib pada akhirnya Hasan melakukan perjanjian dengan pihak Muawiyah untuk menyerahkan kekuasaan dan jabatan kekhalifahan kepada Muawiyah dengan pertimbangan persatuan ummat Islam. Al hasan lebih berpikir
dan berorientasi kepada persatuan dan kesatuan ummat Islam. Maka dengan
demikian Muawiyah telah resmi menjadi khalifah Ummat Islam berdasarkan perjanjian
al hasan.
Pada masa muawiyah selaku khalifah pertama memberikan apresiasi dan
perhatian terhadap pendidikan Islam. Pembinaan dan pendidikan Islam melanjutkan
apa yang telah dilakukan oleh Khulafaurrasyidin. Pendidikan Islam dilaksakan di kuttab-kuttab, masjid, rumah-rumah Ulama. Pada masa muawiyah pendidikan mulai masuk dikalangan
istana untuk mendidik anak-anak keluarga kerajaan, selain itu penguasa-penguasa
dari kalangan bani umaiyah sering melakukan majlis taklim dengan mengundang
ulama, sastrawan, sejarawan dalam bangsa arab, syair-syair Arab, cerita-cerita
persia.
Pada masa muawiyah mulai ada perhatian pada ilmu tafsir, ilmu hadis, fiqhi
dan ilmu kalam. Bahkan ilmu-ilmu tersebut mulai disusun menjadi disiplin ilmu
yang tersusun dengan rapi. Dalam bidang hadis lahir seorang ahli seperti Hasan
al basri, dalam bidang fiqh lahir seorang ahli yakni Ibnu Sihab al Zuhri, dalam
ilmu kalam lahir seorang ahli yang kelak sebagai pendiri aliran mu’tazilah
adalah Washil bin Atho.
Selain itu
diawal pemerintahan bani umaiyah ini berkembang pula bahas arab. Karena daerah
semakin meluas dan daerah-daerah tersebut memiliki dealektika dan bahasa
tersendiri, sementara disisi lain diharuskan untuk mempelajari Al-Quran dan mereka lemah dalam bahasa arab. Untuk itu mereka mepelajari Al-Quran dan
terjemahannya diharuskan untuk mempelajari bahsa arab. Seiring dengan meluasnya kekuasaan islam dan mulai bersentuhan dengan dunia
luar, maka tidak hanya dalam budaya tapi juga dalam ilmu pengetahuan yang sudah
berkembang didaerah-daerah taklukan umat islam.
Tidak dapat dihindari bahwa pendidikan islam mendapat pengaruh dari apa yang telah
berkembang pada daerah tersebut sehingga dengan sendirinya umat islam harus
belajar filsafat, fisika, astronom dan lain-lainnya. Perhatian dan usaha yang dilakukan terhadap kemajuan dan perkembangan
pendidikan islam diawal bani umaiyah menjadi embrio maju dan dan berkembangnya
pemikiran-pemikiran dan lahirnya intlektual Islam.[1]
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana
perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah?
C.
TUJUAN
Mengetahui
sejarah dan perkembangan pendidikan Islam pada masa Bani Umaiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH
PENDIDIKAN PADA MASA BANI UMAIYAH
Pada masa
Nabi s.a.w. negara Islam meliputi seluruh jazirah Arab. Pendidikan berpusat di
kota Madinah. Pada masa Khulafaur Rasyidin dan Bani Umaiyah negara islam bertambah luas dengan pesatnya.
Perluasan negara Islam itu bukanlah perluasan dengan meroboh dan menghancurkan,
bahkan perluasan dengan teratur, diikuti oleh ulama dan Guru-guru Agama yang
turut bersama-sama tentara Islam.
Pusat pendidikan, bukan di Madinah
saja, bahkan telah tersebar pula di kota-kota besar sbb :
1. Di kota
Mekkah dan Madinah (Hijaz)
2. Di kota
Basrah dan Kufah (Irak)
3. Di kota
Damsyik dan Palestina (Syam)
4. Di kota
Fistat (Mesir).[2]
Pada masa
khalifah-khalifah Rasyidin dan Umaiyah sebenarnya telah ada tingkat pengajaran,
hampir sama seperti masa sekarang. Tingkat pertama ialah Kuttab, tempat
anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Qur’an serta belajar
pokok-pokok Agama Islam. Setelah tamat Al-Qur’an mereka meneruskan pelajaran ke
masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat
tinggi. Pada tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada
tingkat tingginya gurunya ulama yang dalam ilmunya dan masyhur ke’aliman dan
kesalehannya.[3]
B.
PERKEMBANGAN
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAIYAH
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa
meluasnya daerah kekuasaan islam, di barengi dengan usaha penyampaian ajaran
Islamkepada penduduknya oleh sahabat, baik yang ikut sebagai anggota pasukan,
maupun yang kemudian dikirim oleh khalifah dengan tugas khusus mengajar dan
mendidik. Maka di luar Madinah, di pusat-pusat wilayah yang baru di kuasai,
berdirilah pusat-pusat pendidikan di bawah pengurus para sahabat yang kemudian
dikembangkan oleh para penggantinya (tabi’in) dan seterusnya.
Diantara madrasah-madrasah yang
terkenal pada masa peretumbuhan pendidikan Islam ini adalah :
a.
Madrasah
Mekkah
Guru pertama yang mengajar di Mekkah
adalah Mu’ad bin Jabal. Ialah yang mengajarkan Al-Qur’an, hukum-hukum halal dan
haram dalam Islam. Pada msa khalifah Abdul Malik bin Marwan, Abdullah bin Abbas
pergi ke Mekkah lalu mengajar disana. Ia mengajarkan Tafsir, Hadits, Fiqh dan
Sastra.[4]
b.
Madrasah
Madinah
Madrasah di Madinah ini lebih termasyur,
karena disanalah tempat Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman, dan disana pula banyak
tinggal sahabat-sahabat Nabi Muhammad s.a.w. Para sahabat memerintahkan Zaid
bin Tsabid dan Abdullah bin Umar. Zaid bin Tsabit adalah Ahli Qiraat dan ahli
Fiqh terutama dalam bidang ilmu Faraid sedangkan Abdullah bin Umar adalah ahli
Hadits
c.
Madrasah
Basrah
Ulama termasyur di Basrah ialah Abu
Musa Al Asy’ari adalah ahli hadits, serta
ahli Qur’an. Sedangkan Anas bin Malik lebih termasyur dalam ilmu Hadits.
d.
Madrasah Kufah
Ulama’ sahabat yang tinggal di Kufah
ialah Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Pekerjaan Ali di Irak ialah
soal politik dan urusan peperangan. Sedangkan Ibnu Mas’ud mengajarkan ilmu
agama dan Al Qur’an. Ibn Mas’ud diutus oleh Umar bin Khattab ke Kufah untuk
menjadi guru. Ia ahli dalam ilmu tafsir dan Fiqih, bahkan ia banyak
meriwayatkan Hadits Nabi s.a.w.
e.
Madrasah
Damsyik(Syam)
Ulama’ yang termasyur ialah Mu’ad bin Jabal, ‘ubadah dan Abu Darda.
Mereka mendirikan Madrasah Agama di Syam. Mereka mengajarkan Al Qur’an dan Ilmu
Agama di Syam pada tiga tempat ,yaitu Abu Darda di Damsyik, Mu’ad bin Jabal di
Palestina, dan ‘Ubadah di Hims.
f.
Madrasah
Fistat (Mesir)
Setelah Mesir menjadi negara Islam ia menjadi pusat
ilmu-ilmu agama. Ulama’ yang mula-mula mendirikan Madrasah di Mesir ialah
Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘As, mereka mengajarkan Hadits-hadits. Kemudian di
Mesir setelah masa sahabat,Yazid bin Abu Habib An-Nuby mula-mula menyiarkan
ilmu Fiqh dan apa-apa yang Halal dan Haram dalam agama Islam.[5]
C.
Tingkat
Pelajaran dan Ilmu-ilmu yang di Ajarkan
Pada masa Khulafaur Rasyidin dan
Umaiyah sebenarnya telah ada tingkat pengajaran, hampir seperti masa sekarang.
Tingkat pertama ialah Kuttab, tempat anak-anak belajar menulis dan
membaca/menghafal Al Qur’an serta belajar pokok-pokok agama Islam.
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab
beliau menginstruksikan pada penduduk-penduduk kota supaya di ajarkan kepada
anak untuk belajar berenang, mengendarai Kuda, memanah, membaca dan menghafal
syair-syair mudah serta peribahasa. Denikianlah kira-kira rencana pelajaran
Kuttab pada masa Khalifah sampai akhir masa Umaiyah.[6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan pada masa Khulafaur
Rasyidin dan Bani Umaiyah hampir sama dengan masa sekarang yang sedikit
membedakan adalah bahwa pada masa Khulafaur rasyidin dan bani Umaiyah masih
banyak pendidikan-pendidikan perang seperti berenang, mengendarai Kuda, dan
memanah karena pada masa itu msih banyak peperangan dalam perebutan kekuasaan.
Dalam hal metodologi lebih banyak menekankan pada materi-materi hafalan karena
makin banyaknya para sahabat yang gugur dalam peperangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar