TUGAS MAKALAH
BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip dan Pola Organisasi BK
Oleh
:
M.BAIHAQI (20101550016)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2010/2011
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum……….
Segala puji bagi Allah yang telah
membeikan ahmat dan ridha-Nya, sehingga tugas makalah yang berjudul “Prisip dan
Pola Organisasi BK” dapat saya selesaikan tepat waktu.
Tak lupa shalawat serta salam tetap
tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang.
Sayab ucapkan terimakasih pula
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan tugas makalah ini,
terutama kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
Makalah ini saya buat sebagai tugas
perkuliahan semester ganjil, dengan mengambil referensi dari bebagai sumber
baik dari buku maupun internet. Namun lagi-lagi tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna di dunia
ini, begitun pula dengan makalah ini. Oleh karena itu saya mengharap saran dan
kritik demim kesempurnaan makalah ini.
Wassalaamu’alaikum………
Surabaya,
05 Desember 2011
Penyusun
Daftar isi
Cover………………………………………………………………………………………...1
Kata
pengantar………………………………………………………………………………2
Daftar
isi…………………………………………………………………………………….3
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar belakang ...............................................................................................4
B.
Rumusan masalah…………………………………………………………………...4
C.
Tujuan……………………………………………………………………………….4
Bab II
Pembahasan
A.
Landasan dasar perlunya organisasi bimbingan dan
konseling di sekolah……………………………………………………………………….............5
B.
Dasar-dasar
dan prinsip-prinsip organisasi bimbingan dan konseling…….………6
C.
Pola organisasi yang sederhana………………………………………………………8
D.
Mekanisme kerja organisasi………………………………………………………….8
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan….………………………………………………………………………10
B.
Saran……………………………...…………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kegiatan administrasi managemen
tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Salah satu kegiatan administratif
manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau pengorganisasian.
Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah maka diperlukan suatu organisasi yang baik. Organisasi
dalam pengertian umum adalah suatu badan yang mengatur segala kegiatan untuk
mencapai tujuan.
Bimbingan dan konseling tidak akan
bisa dilaksanakan tanpa adanya organisasi yang baik. Di beberapa sekolah sering
dijumpai bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tanpa adanya
organisasi yang memadai. Walaupun adanya organisasi tetapi didalam melaksanakan
tugas-tugas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya dibebankan
kepada guru pembimbing saja. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata
pelajaran, dan staf sekolah lainnya melimpahkan sepenuhnya dan seluruhnya semua
tugas layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing. Sehingga masih
sangat dirasakan seolah-olah guru pembimbing adalah berperan sebagai jaksa sekolah
atau polisi sekolah. hal ini sudah tentu bertentangan dengan tujuan dan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, bahwa kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf sekolah lainnya, secara
bersama-sama ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.[1]
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah prinsip-prinsip
organisasi Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimanakah pola organisasi
Bimbingan dan konseling?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui prinsip-prinsip
organisasi bimbingan dan konseling
2. Mengetahui pola organisasi bimbingan
dan konseling
BAB
II
Pembahasan
A. Landasan dasar perlunya organisasi
bimbingan dan konseling di sekolah
Organisasi bimbingan dan konseling di sekolah mutlak
diperlukan, hal itu jelas disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:
1. Pelayanan
bimbingan dan konseling adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari keseluruhan program pendidikan. Ini berarti bahwa seluruh staf sekolah
apakah itu kepala sekolah , wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali
kelas, dan staf sekolah lainnya perlu melibatkan diri dalam usaha layanan
bimbingan dan konseling.
2. Pembinaan
bimbingan dan konseling di sekolah berada pada kepala sekolah sebagai
administrator sekolah yang memegang peran kunci. Maka dari itu guru yang diberi
tugas tambahan sebagai kepala sekolah harus memiliki cukup keterampilan dan
pemahaman dalam bidang bimbingan dan konseling agar dapat memberikan pimpinan,
bantuan, dan pengentasan yang diperlukan oleh guru pembimbing dan staf
bimbingan lainnya.
3. Tanggung
jawab langsung dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya
dilimpahkan kepada staf yang berwenang yang memiliki kompetensi dan kualifikasi
tertentu baik dalam pendidikan formal, sifat, sikap, kepribadian, keterampilan,
dan pengalaman, serta mempunyai cukup waktu untuk melakukan tugas
kepembimbingan. Dalam beberapa hal, terutama sekolah yang tidak terlalu besar
kepala sekolah sendiri dapat memegang tanggung jawab ini.
4. Program
bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk kegiatan yang cukup luas bidang
geraknya. Untuk dapat mewujudkan secara nyata bidang gerak bimbingan dan
konseling yang cukup luas ini diperlukan mekanisme yang mantap.[2]
5. Program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah perlu hendaknya diadakan penilaian
(evaluasi) untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program bimbingan
dan konseling, dan selanjutnya digunakan sebagai bahan revisi program pelayanan
bimbingan dan konseling selanjutnya.
6. Petugas-petugas
yang diserahi tanggung jawab bimbingan yang bersifat khusus, seperti kegiatan
konseling atau tes psikologis hendaknya ditangani oleh petugas profesional dan
kompeten mengerjakan jenis tugas tersebut, berkompeten dari aspek keahliannya
maupun dari aspek pribadinya.
7. Petugas-petugas
bimbingan dan konseling dan seluruh staf bimbingan dan konseling mutlak perlu
diberikan pelatihan dan atau pendidikan dalam jabatan (inservice training),
sebagai suatu sarana untuk memperbaiki layanan bimbingan dan konsling di
sekolah.[3]
B. Dasar-dasar
dan prinsip-prinsip organisasi bimbingan dan konseling
Sekolah adalah organisasi formal,
yang di dalamnya terdapat usaha usaha administrasi dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan dn pengajaran nasional. Adapun bimbingan dan konseling adalah
suborganisasi dari organisasi sekolah.
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu
diperhatikan beberapa prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Adapun prinsip-prinsip
organisasi, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Organisasi
harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk
atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,sehingga tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya
tujuan.
2.
Prinsip
skala Hierarki
Dalam suatu organisasi,
harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai
pelaksana, sehinnga dapat mempertegas ddalam pendelegasian wewenang dan
pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara
keseluruhan.[4]
3.
Prinsip
kesatuan perintah
Dalam hal ini seseorang
hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seseorang atasan saja
4.
Prinsip
pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasian,
wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan,
melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa meminta
persetujuan lebih dahulu kepada atasannya.
5.
Prinsip
pertanggung jawaban
Dalam menjalankan
tugasnya\, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan
6.
Prinsip
pembagian pekerjaan
Adanya kejelasan dalam
pembagian tugas akan memperjels dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektifitas jalannya organisasi
7.
Prinsip
rentang pengendalian
Artinya bahwa jumlah
bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
8.
Prinsip
fungsional
Secara fungsional,
tugas dan wewenag, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab seorang
pegawai hgarus jelas.
9.
Prinsip
pemisahan
Tnggung jawab
tugas pekerjaan seseorang tidak dapat
dibebankan kepada orang lain
10. Prinsip keseimbangan
Keseimbangan disini
adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektifdan tujuan
organisasi.
11.
Prinsip
fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan
dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh
di luar organisasi (external factor),
sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan.[5]
12.
Prinsip
kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya,diperlukan
pemimpinatau dengan kata lain organisasi mampun menjalankan aktifitasnya karena
adanya proses kepemimpinan yang di gerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.[6]
C.
Pola
organisasi yang sederhana
Gambar
1. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di SMP/MTs. Dan SMA/MA/SMK[7]
Pola organisasi berikut
dapat diterapkan disetiap sekolah yang bermaksud melaksanakan program bimbingan
di sekolahnya. Sekolah merupakan administrator kepala dalam bimbingan di
sekolah, dan kepala sekolah adalah petugas utama dalam administrasi bimbingan
bagi masing-masing sekolah.
1. Guru
setiap hari berhubungan dengan murid, mendapat tugas untuk melaksanakan
sebagian besar kegiatan-kegiatan bimbingan
2. Guru
di bantu tugasnya oleh kepala sekolah dalam penyuluhan(konselor)
3. Guru
dapat di angkat sebagai seorang guru penyuluh khusus[8]
D. Mekanisme kerja organisasi
1.
Kepala
sekolah
· Mengoordinasi
seluruh kegiatan pendidikan
· Menyediakan
dan melengkapi sarana dan prasarana dalam kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah
· Memberikan
kemudahan bagi terlaksananya program BK di sekolah
· Melakukan
supervisi terhadap pelaksanaan BK di sekolah
· Menetapkan
koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan
BK di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing
· Membuat
surat tugas guru pembimbing
· Menyiapkan
surat pernyataanmelakukan kegiatan BK
· Mengadakan
kerjasama dengan instansi lain
2.
Wakil
kepala sekolah
· Mengoordinasikan
pelaksanaan layanan BK kepada semua personal sekolah
· Melaksanakan
kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan BK
3.
Koordinator
BK
· Mengoordinasiakn
para guru pembimbing
· Membuat
usulan kepada kepala sekolah
· Mempertnggung
jawabkan pelaksanaan kegiatan BK kepada kepala sekolah
4.
Konselor
dan guru pembimbing
· Memasyarakatkan
kegiatan BK
· Merencanakan
program BK bersama koordinator BK
· Melaksanakan
layanan BK terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya
· Mengevaluasi
proses dan hasil kegiatan layanan BK
· Menganalisis
hasil evaluasi dan lain-lain
5.
Guru
mata pelajaran
· Membantu
memasyarakatkan layanan BK kepada siswa
· Mengadakann
upaya tindak lanjut BK
· Membantu
mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan BK
· Menerapkan
nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan siswa
6.
Wali
kelas
· Memberikan
informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing
· Ikut
serta dalam konferensi kasus
7.
Staf
administrasi
· Membantu
guru pembimbing dan koordinator BK dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan
BK di sekolah
· Membantu
guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan BK
· Membantu
guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan BK.[9]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah maka diperlukan suatu organisasi yang baik.
Suatu organisasi yang yang di tandai dengan adanya visi dan misi
organisasi, dasar dan tujuan organisasi, personalia dan perencanaan yang
matang. Karena itulah dalam bimbingan dan konseling di sekolah, pengorganisasian
sangat diperlukan untuk membantu dalam penyelenggaraan proses pemberian
layanan.
B. SARAN
Kami sadar sebagai penulis tak pernah luput dari segala
kesalahandalam hasil penulisan kami maupun penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu kami memohon saran dan kritik yang bersifat membangun dari dosen pembimbing
dan para pembaca untuk kesempurnaan.
Daftar
pustaka
Buku:
Djumhur, Moh Surya, Bimbingan
dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: ILMU,1981).
Anas salahudin, Bimbingan dan Konseling, penerbit:
Pustaka Setia,2010
Internet:
Jum’at /09/12/2011/http://animenekoi.blogspot.com/2011/07/organisasi-bk.html
[1]
Jum’at /09/12/2011/http://animenekoi.blogspot.com/2011/07/organisasi-bk.html
[2]Jum’at /09/12/2011/http://animenekoi.blogspot.com/2011/07/organisasi-bk.html
[5]Anas salahudin, Bimbingan dan
Konseling, 168-169
[6] Anas salahudin, Bimbingan
dan Konseling,169
[7] Anas salahudin, Bimbingan
dan Konseling,169
[8] Moh. Surya, bimbingan dan
penyuluhan di sekolah,113
[9] Anas salahudin, Bimbingan
dan Konseling,174-177
Tidak ada komentar:
Posting Komentar